Tampilkan postingan dengan label instrument. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label instrument. Tampilkan semua postingan

Mengenal Miniature Circuit Breaker (MCB) simbol dan bagian bagiannya

Miniature Circuit Breaker (MCB) adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat. 

Atau dengan istilah mudahnya bisa di definisikan MCB adalah sebuah pemutus tenaga arus bolak balik yang bekerja pada frekuensi 50/60 Hz tegangan 230/400 V, arus nominal tidak lebih dari 125 A, dan kapasitas hubung singkat nominal tidak lebih dari 25 kA.
Gambar.1. Miniatur Circuit Breaker

Mengenal V-Belt Tipe Transmisi tanpa Friksi

Timing Belt

Setelah mengetahui dan mengenal V belt tipe transmisi dengan friksi, bagian 1 dan bagian 2, kita kemudian lanjut ke V belt tipe transmisi tanpa friksi.

Timing belt merupakan teknik sinkronisasi tingkat lanjut atau lebih advanced, memiliki kelebihan, namun juga ada kekurangannya. 

Mengenal V-Belt Tipe Transmisi dengan Friksi bagian 2

Setelah mengenal tipe standar dan tipe sempit di tulisan sebelumnya, berikutnya lanjut ke  tipe V belt tipe transmisi dengan friksi :


3. Tipe Narrow Belt

Tipe ini sebenarnya hampir sama dengan Wedge Belt, seperti yang sudah di uraikan secara singkat di tulisan sebelumnya, bahkan tipe ini bisa dijadikan sebagai pengganti wedge belt.

SPZ Narrow belt

Tipe Narrow Belt di tandai dengan kode SPA, SPB, SPC, SPZ.

Mengenal V-Belt Tipe Transmisi dengan Friksi bagian 1


Sesuai penggunaan dan kebutuhan yang digunakan, V belt memiliki beberapa jenis dan tipe yang biasanya di bedakan dengan kode dan bentuk dari V belt itu sendiri.


Selain tipe konvensional dan Cogged (bergigi) berdasarkan dari perbedaan konstruksinya. V belt bendasarkan bentuk dan kegunaaannya di bagi menjadi 2 tipe yaitu tipe transmisi dengan friksi dan tipe transmisi tanpa friksi. Pada tulisan kali ini akan di uraikan secara singkat V belt tipe Transmisi dengan friksi.


Tipe Transmisi dengan Friksi

1. Tipe Standar

V Belt tipe standar, di tandai dengan kode huruf A,B,C,D, E, M, MF dan K. Tipe jenis ini paling banyak di gunakan di industrial dan pertanian. 

Pengertian V-Belt, bahan dan konstruksinya

V belt, atau jika di indonesiakan menjadi sabuk V. Banyak di temui pada benda berputar, seperti conveyor, genset, motor, dll. Banyak sekali digunakan di mesin sekitar kita. Apa sebenarnya V belt ini, bahan dan jenisnya bagaimana?





Yuk ikuti uraian singkat berikut.

Pengertian V-Belt
Belt atau sabuk yang memiliki penampang berbentuk trapesium. Bahan pembentuknya adalah terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet yang kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet. 

Fungsi dari v-Belt ini adalah digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda. 

Komponen Cooling Tower

 Setelah memahami dan mengetahui prinsip kerja cooling tower, berikutnya kita akan masuk lebih mendalam tentang cooling tower. Komponen Cooling Tower, akan di uraikan secara singkat, pengertian dan sistem kerjanya.


Konstruksi Cooling Tower

Konstruksi Cooling Tower

Komponen dasar sebuah menara pendingin meliputi seperti ilustrasi gambar di atas, sebagian dalam tulisan di uraikan secara singkat berikut ini:


1. Wadah atau Rangka

Hampir semua jenis cooling tower, memiliki rangka terstruktur yang menunjang tutup luarnya atau wadah/casing, yang meliputi di dalamnya terdapat motor, fan, dan komponen-komponen lainnya. Namun untuk unit cooling tower yang lebih kecil seperti  unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangkanya.

Kiat kiat dalam memilih Sensor yang tepat

Ada projek..? atau kita sedang desain sesuatu yg membutuhkan sensor..? Yuk ikuti tips berikut dalam memilih sensor yang tepat.

Berikut ketentuan dalam memilih sensor yang tepat , yaitu :

1. Ukuran fisik sensor

Saat kita merancang suatu sistem, pastikan sensor yang dipasang pas atau cukup dengan tempat yang diperlukan. Misalnya sensor suhu, banyak sekali ukuran dan modelnya harus di sesuaikan.
Ukuran/model sensor suhu



2. Keakuratan Sensor

Tergantung jenis sensornya, perlu diperhatikan keakuratan sensor tersebut.
Akurasi atau ketelitian suatu sensor, contoh mudah misalnya sensor suhu LM35 merupakan sensor suhu yang akurat dimana tegangan keluarannya berbanding lurus dengan suhu dalam derajat celcius sebesar 10mV/ºC.
Sensor Suhu LM35

Persyaratan Umum suatu sensor atau Transduser

Melanjutkan seri belajar mengenai sensor, setelah memahami pengertian Sensor atau transduser, berikutnya kita mengenal Persyaratan Umum suatu sensor atau transduser.

1. Linearitas 

Syarat umum pertama ini memperhatikan keluaran dari sensor, dengan keluaran yang kontinyu sesuai inputan dari sensor tersebut. Misalnya suatu sensor suhu menghasilkan output tegangan yang linear sesuai perubahan yang terjadi. Linearitas ini penting karena jika output yang di hasilkan cenderung non-linear, ataupun tidak menentu maka susah mendapatkan patokan tertentu sesuai tujuan sensor yang di buat.


Contoh Grafik Linear dan Grafik Non-Linear

Mengenal Sensor atau Transduser

Perkembangan industri dan dunia elektronika sangat cepat, apalagi dengan sistem otomasi indu
Contoh Sensor/Transduser
stri atau di istilahkan Revolusi Industri 4.0, mengubah dari pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin.  

Revolusi dari  electro-mechanic (semi otomatis) menjadi sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic), contohnya seperti penggunaan Sistem Manufaktur Fleksibel  (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM).


Jenis atau model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi di industri sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan  secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan.


Jadi apa itu Sensor..?

Secara sederhana sensor adalah elemen yang menghasilkan sinyal yang berhubungan dengan kuantitas yang diamati atau akan diukur, dan elemen ini memberikan tanggapan terhadap besaran fisik yang akan diukur atau diamati dengan menghasilkan output suatu sinyal.

Bagian - bagian charger/Rectifier, bagian 02

PENYEARAH
Seperti namanya piranti ini berfungsi menyearahkan artinya mengubah arus bolak balik menjadi arus searah. Ada 2 komponen semikonduktor yang umumnya digunakan untuk charger/rectifier, yaitu Diode dan Thyristor.





A. DIODE

Diode adalah semikonduktor yang memiliki 2 terminal, yaitu terminal positif (+) biasa disebut ANODA dan terminal negatif (-) disebut KATODA.
Konfigurasi penyearah menggunakan Diode ada beberapa macam, yaitu :

A.1 Penyearah Diode 1/2 gelombang (Half Wave Rectifier)

Penyearah jenis ini merupakan yang paling sederhana, karena hanya menggunakan 1 diode saja. Berikut diagramnya :


Gambar 1 Penyearah Diode 1/2 gelombang
Dari gambar penyearahan sinyal AC menjadi sinyal setengah gelombang. Karena bagian positif anoda pada dioda dijadikan sebagai inputnya maka hanya sinyal AC bagian positifnya saja yang akan dilewatkan oleh dioda, sedangkan bagian negatifnya akan ditahan. Maka gambar diatas disebut rangkaian penyearah setengah gelombang atau  Half Wave Rectifier.

Bagian - bagian charger/Rectifier, bagian 01

Setelah memahami pengertian charger atau rectifier, berikutnya akan lebih detail bagian-bagian dari charger atau rectifier.

Secara umum bagian Charger ada 3 bagian yaitu Trafo,  Penyearah dan bagian akhir biasanya menggunakan Filter. Namun terkadang ada juga charger yg tanpa filter.



Penjelasan secara detail sebagai berikut :

TRAFO
Trafo yg terpasang di rectifier/charger adalah trafo jenis step down (penurun tegangan) dari 380/220 Volt menjadi 110 V atau 12 V, atau ukuran lainnya. Besarnya kapasitas trafo tergantung dari kapasitas battery dan beban yang terpasang di unit pembangkit, minimal kapasitas arus output trafo harus 20% lebih besar dibandingkan dengan arus pengisian battery. Trafo yang digunakan ada trafo 1 phasa dan trafo 3 phasa.

Pengertian Charger, jenis dan aplikasinya

Charger..? Jaman Now pasti semua orang tahu tentang charger. Bahkan mungkin sebagian kita kemana-mana charger ada selalu di dalam tas kita. Apa sih pengertian Charger, jenis-jenisnya dan aplikasinya..? 

Charger atau juga disebut converter dalam istilah listrik adalah suatu rangkaian listrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik AC (Arus bolak balik) menjadi arus listrik DC (arus searah). Sering kita mengenalnya dengan sebutan adaptor atau charger. Charger ini dikenal juga sebagai rectifier atau penyearah.

Fungsi dari Konversi ini adalah sebagai pasokan DC bagi peralatan yg membutuhkannya. Seperti komputer, Laptop, Radio, Tape, HP dan lain-lain.
Gambar 1 Prinsip Converter AC-DC/Rectifier

Voltmeter dan fungsinya

Menyambung tulisan sebelumnya (Alat Ukur (bagian 1)), selanjutnya di bahas,


B. VOLTMETER


Adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai tegangan AC maupun DC






Hal yang diperhatikan saat melakukan pengukuran tegangan dengan Voltmeter:
1. Pastikan memilih selector tegangan AC/DC sesuai dengan yang akan diukur.
2. Range tegangan sesuai atau pilih range tegangan maksimal jika tidak mengetahui.
3. Perhatikan positif (+) dan negatif (-) saat melakukan pengukuran tegangan DC.


Pengertian SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan cara Mengujinya dengan Ohmmeter

Mengenal SCR (Silicon Controlled Rectifier)
 
tipe tipe SCR


SCR atau Silicon Controlled Rectifier banyak kita temui pada rangkaian penyearah, misalnya di dalam UPS (uninterruptable Power Supply) atau power supply. SCR pada dasar dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan dioda biasa, SCR memiliki 3 terminal kaki, merupakan rangkaian terbuka (anoda-ke-katoda) dengan kaki terminal ke-3 sebagai 'Gate" atau 'gerbang' yang berfungsi sebagai pengontrol, SCR bersifat penyearah ketika tegangan gate diterapkan. Dan SCR adalah memiliki sifat unidirectional yang berarti hanya mengalirkan arus ke satu arah saja. Dan SCR secara normal dapat di triger dengan arus yang masuk ke gatenya. Komponen ini di kelompokkan ke dalam grup Thyristor.

Bagaimana memilih ELCB / DPNa Vigi / Modul Vigi?

Bagaimana memilih ELCB/DPNa Vigi/Modul Vigi ? Agar sesuai dengan fungsi masing-masing dan tepat. Mungkin rekan rekan masih ada yg belum jelas mengenai ELCB/DPNa Vigi/Modul Vigi ? Akan di jelaskan secara ringkas pada uraian di bawah. Untuk memilih gawai arus bocor, yang harus diperhatikan adalah fungsi dari masing-masing gawai arus
bocor tersebut.



ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)
Seperti yg pernah di uraikan pada artikel sebelumnya : Pengertian ELCB (Earth leakage Circuit breaker) dan cara kerjanya, kita ulangi agar lebih di mengerti. Produk ini hanya mempunyai satu fungsi, mendeteksi arus bocor. Tidak terdapat pengaman thermal dan
magnetis, sehingga ELCB harus diamankan terhadap hubung singkat oleh MCB sisi atasnya.
ELCB produk Schneider
ELCB tidak boleh dipasang apabila kemungkinan hubung singkat melebihi 6kA. ELCB dapat dipadukan dengan alat bantu (auxiliary) seperti : OFS, MX, MN yang menyediakan fasilitas signaling jarak jauh dan trip jarak jauh. ELCB mempunyai mekanisme trip tersendiri dan juga dapat dioperasikan secara manual seperti saklar. Alat ini digunakan jika pengaman arus bocor dibutuhkan pada sekelompok sirkit yang maksimum terdiri dari 4 sirkit.

Contoh Rangkaian ELCB

Kontaktor - Sistem pengendali

Gambar 1. Bentuk Fisik Kontaktor
Kontaktor, atau dikenal sebagai saklar daya, termasuk komponen daya dalam sistem pengendalian di istilah listrik. Mungkin review sedikit, dalam sistem pengendalian ada dua kelompok komponen listrik yang dipakai, yaitu komponen kontrol dan komponen daya. Pada tulisan kali ini khusus akan menguraikan kontaktor sebagai komponen daya. Atau secara sederhana Kontaktor adalah saklar yang digerakkan dengan gaya kemagnetan/elektro magnet. Pada Kontaktor ini ada yang disebut coil yang berisi lilitan tembaga sebagai penghasil medan magnit.


Bentuk fisik Kontaktor terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh gambar-1. Pemasangan ke panel bisa dengan menggunakan rel atau disekrupkan. Kontaktor bisa  digabungkan  dengan  beberapa pengaman  lainnya,  misalnya  dengan pengaman bimetal atau overload relay. Yang harus diperhatikan adalah kemampuan hantar arus kontaktor harus disesuaikan dengan besarnya arus beban, karena berkenaan dengan kemampuan kontaktor secara elektrik.
 
Konstruksi Kontaktor/Cara Kerja
Kontaktor merupakan saklar daya yang bekerja dengan prinsip elektromagnetik gambar-2. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika koil dialirkan  arus  listrik  akan  menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3 kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO. Kerusakan yang terjadi pada kontaktor, karena belitan koil terbakar  atau  kontak  tipnya  saling lengket atau ujung-ujung kontaknya terbakar.

Transformator Tiga Phasa dan bagian-bagiannya



Transformator tiga fasa secara prinsip sama dengan sebuah transfor- mator satu fasa, perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu sistem satu fasa dan tiga fasa.  Sehingga  sebuah  transformator tiga fasa bisa dihubung bintang, segi- tiga, atau zig-zag.

 Transformator tiga fasa banyak  diguna- kan pada sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan  eko- nomis. Transformator tiga fasa banyak sekali mengurangi berat dan lebar ke- rangka, sehingga harganya dapat diku- rangi bila dibandingkan dengan peng- gabungan tiga buah transformator satu fasa dengan “rating” daya yang sama.

Tetapi transformator tiga fasa juga mempunyai  kekurangan,  diantaranya bila salah satu fasa mengalami kerusa- kan, maka seluruh transformator harus dipindahkan (diganti), tetapi bila trans- formator terdiri dari tiga buah transfor- mator satu fasa, bila salah satu fasa transformator mengalami kerusakan. Sistem masih bisa dioperasikan dengan sistem “ open delta “.

Cara melakukan Pengujian tahanan pertanahan (grounding)

Seperti yang telah dibahas pada bagian sistem pentanahan, betapa penting sistem pentanahan baik dalam sistem tenaga listrik AC maupun dalam pentanahan peralatan untuk menghindari sengatan listrik bagi manusia, rusaknya peralatan dan terganggunya pelayanan sistem akibat gangguan tanah. Untuk menjamin sistem pentanahan memenuhi persyaratan perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah dilakukan pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tahanan pentanahan yang ada karena bekerjanya sistem pengaman arus lebih akan ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.

Pada saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yang biasa disebut Earth Tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat ukur ini ada yang analog ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian yang mudah serta aman. Untuk lingkungan kerja yang cukup luas, sangat disarankan untuk memiliki alat semacam ini.

Bahasan dalam bagian ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengujian pengukuran tahanan pentanahan, teknik pengukuran yang presisi baik untuk elektroda tunggal maupun banyak.


Pemeliharaan Preventif motor listrik

Motor Listrik Problem
Sebelum terjadi kerusakan serius pada motor listrik, perlu dilakukan pemeliharaan preventif dengan periode yang ditentukan sesuai kapasitas/lokasi atau aturan dari pabrikannya. Berikut ada beberapa tips untuk melakukan perawatan preventif motor listrik:

Pemeliharaan terhadap kotoran atau debu.


Usia mesin-mesin listrik ditentukan oleh cara pemeliharaannya. Pemeliharaan yang kurang baik ditandai dengan adanya debu tebal, karatan, atau adanya bekas tertempel cairan atau bahan kimia lainnya, dan sebagainya.

Pemeliharaan preventif, seperti pemeriksaan berkala, pencatatan dan servis komponen, penggantian bearing, pembersihan motor, penggantian oli dan sebagainya akan mengurangi biaya dan waktu perbaikan. Semua kegiatan pemeliharaan tersebut sebaiknya dicatat dalam
buku catatan pemeliharaan yang disebut logbook atau backlog.
Debu, karat atau kontaminasi benda lainnya dapat mengakibatkan tertutupnya lubang angin pada generator, dan ini dapat mengakibatkan komutator konduksi. Cipratan air dapat mengakibatkan belitan terhubung singkat atau jangkar tersambung pada ground, sehingga motor menjadi break-down. Untuk motor-motor repulsif, perlu dilakukan pemeliharaan sikat dan komutator secara periodik. Periksa ketegangan sikat, lalu atur sikat dan pemegangnya.


Cara kerja dan fungsi bagian-bagian Trafo

Setelah mengetahui pengertian dasar dari transformator atau trafo, kali ini akan di coba diulas mengenai cara kerja dan penjelasan singkat mengenai bagian-bagian trafo.

Bagian Utama :

- Inti Besi 


Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.

Apa arus eddy? Arus Eddy atau yang lebih trend disebut arus pusar, dari kalimatnya saja jelas arus pusar yaitu arus yang 
terpusar pada satu titik biasnya terjadi pada seluruh mesin listrik yang menggunakan kumparan dan inti besi seperti trafo, motor listrik dan generator.Sebenarnya terjadinya arus pusar akibat dari induksi magnet yang menimbulkan fluks dan menimbulkan arus,dalam hal menimbulkan fluks magnet maka jelas butuh inti besi, nah jika inti besi yang terbuat dari besi yang utuh maka jelas akan terjadi penumpukan arus yang selanjutnya disebut arus pusar atau arus eddy makanya para ahli dalam pembuatan trafo 
menggunakan inti besi yang berlapis lapis untuk mengidari arus pusar ini karena arus pusar ini bakal menimbulkan panas dimna hal ini tidk diinginkan bukan.

 
close