Tampilkan postingan dengan label safety. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label safety. Tampilkan semua postingan

Cara pemasangan grounding tipe plat (tipe ke-2)


Tipe pemasangan grounding ini tergantung dari lokasi pemasangannya. Jika dengan kondisi tanah berpasir dan mengandung kerikil tinggi dengan Tahanan jenis tanah antara 20.000 – 250.000 ohm/cm, maka pemasangan grounding menggunakan tipe ke-2 yaitu dengan model tipe Plat.






Bagaimana caranya..? ikuti langkah-langkah berikut.

Bahan yang diperlukan :
1. Tembaga plat 1 x 1 meter, tebal 3 mm
2. Kabel BC ukuran 50 mm
3. Bentonit
4. Scun kabel 50 mm 
5. Klem tembaga

Langkah pekerjaan :

Cara pemasangan grounding tipe batang (tipe ke-1)


M
odel pemasangan grounding untuk sistem kelistrikan ada beberapa tipe, tergantung tipe tanah/lokasi pemasangan grounding. Untuk tipe batang/rod (tipe 1) yg ditanam ke tanah, biasanya hanya dapat digunakan untuk jenis tanah rawa , tanah liat dan jenis Tanah lainnya yang banyak mengandung air / lembab ( tahanan tanahnya kecil ). Adapun jika dengan kondisi tanah berpasir dan mengandung kerikil tinggi dengan Tahanan jenis tanah antara 20.000 – 250.000 ohm/cm, maka pemasangan grounding menggunakan tipe ke-2 yaitu dengan model tipe Plat.


Bahan yg di perlukan :

  1. Ground Rod Copper ukuran 5/8 inchi : 3 Batang (1 batang : 4 Meter)
  2. Ground Coupler ukuran 5/8 inchi : 2 pcs
  3. Kabel BCC ukuran 50 mm : 10 meter
  4. Scun tembaga ukuran 50 mm : 2 pcs
  5. Ground klem coupler : 2 pcs
  6. Komponen untuk buat bak kontrol seperti : semen, dan pasir, Bata merah .

Bahan untuk tipe grounding -1

Setelah bahan-bahan siap, berikutnya bagaimana? yuk dilanjutkan..

Identifikasi Bahaya pada area kerja

Identifikasi atau pengenalan bahaya pada area kerja sangat penting untuk meminimalkan resiko dari pekerjaan yang dilakukan. Apabila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan
terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri atau bersama-sama, yaitu:
 
1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)
a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan.
b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan.
d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
 
2) Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition)
a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak.
b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain).
 

Penyebab Kebakaran dan cara penanganannya

Kebakaran sering terjadi dikota-kota besar seperti Jakarta atau lainnya. Namun kebakaran bisa menimpa siapa saja. Dan yang paling sering disebut -saat kita mendengar berita, penyebab kebakaran adalah dari listrik. Benar ga sih..? Berikut beberapa catatan penyebab kebakaran dari akibat listrik dan cara pencegahannya.




1. Ukuran kabel tidak memadai
Ukuran kabel yang tidak memadai Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah besar arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel/ penghantar tersebut sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbu- ka atau tertutup. 
Dasar pertimbang- annya adalah efek pemanasan yang dialami oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas arus terlampaui maka akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan yang akhirnya bisa merusak isolasi dan atau membakar benda-benda sekitarnya. 

Berikut ilustrasi gambar kabel terbakar:

Alat Proteksi Otomatis

Setelah kita mengetahui bahaya listrik dari sentuhan langsung dan tidak langsung. Diperlukan suatu peralatan proteksi untuk mengantisipasi bahaya sentuhan ini. Pada saat ini sudah banyak dijumpai alat-alat proteksi otomatis terhadap tegangan sentuh. Peralatan ini tidak terbatas pada pengamanan manusia dari sengatan listrik, namun berkem- bang lebih luas untuk pengamanan dari bahaya kebakaran.





Jenis-jenis Alat Proteksi Otomatis

Jenis-jenis alat proteksi yang banyak dipakai, antara lain adalah: Residual Current Device (RCD), Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) dan Ground Fault Circuit Interruptor (GFCI). Walaupun berbeda-beda namun secara prinsip adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerja/aktif bila mendeteksi adanya arus bocor ke tanah. Karena kemampuan itulah, arus bocor ini di- analogikan dengan arus sengatan listrik yang mengalir pada tubuh manusia.

Sistem Pengamanan terhadap Bahaya Listrik sentuhan tidak langsung

Setelah memahami bahaya listrik sentuhan langsung, kali ini akan di uraikan sistem pengamanan terhadap bahaya listrik sentuhan tidak langsung.







Secara prinsip bahaya listrik tidak langsung terjadi karena adanya kegagalan isolasi atau kegagalan pertanahan. Agar hal ini tidak terjadi maka perlu dilakukan cara-cara berikut:

Sistem Pengamanan terhadap Bahaya Listrik sentuhan langsung

Pengamanan terhadap bahaya listrik sangat penting untuk safety pekerja/pengguna listrik sehari-hari. Sistem pencegahan ini dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu sistem pengaman terhadap sentuhan langsung dan sistem pengaman terhadap sentuhan tidak langsung.






A. Pengamanan terhadap sentuhan langsung

Ada banyak cara / metoda pengamanan dari sentuhan langsung seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

Efek Sengatan Listrik pada tubuh Manusia

Listrik jika tidak diperlakukan secara semestinya bisa sangat berbahaya. Perlu hati-hati dan memahami kondisi berbahayanya.


Efek yang ditimbulkannya jika kita tersengat bisa sangat fatal, bahkan kematian. Berikut catatan efek sengatan listrik pada tubuh kita.

EFEK SENGATAN LISTRIK

Akibat fatal dari sengatan listrik adalah kematian atau biasa disebut electrocution. Namun efek tidak fatal dari senggatan listrik (electric shock) juga cukup bervariasi. 

Keselamatan kerja pada penggunaan Alat Ukur Listrik

Ilustrasi pengukuran Alat Listik
Alat listrik, sudah kita ketahui secara umum fungsi dan prinsip kerjanya dari posting sebelumnya. Kali ini akan membahas dari sisi keselamatan kerja saat penggunaan alat listrik tersebut.

Hal hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan alat ukur listrik :

- Jangan menggunakan Ohmmeter pada rangkaian hidup/live atau beraliran listrik.
   
 >> karena pada prinsipnya saat mengukur Ohm rangkaian akan di short, dan itu berbahaya bagi alat ukur maupun petugas pengukur.

- Jangan menggunakan Ammeter paralel dengan sumber daya
  
>>karena akan ada beda potensial yang akan masuk ke Ammeter, sementara mengukur Ampere adalah dilakukan seri dengan rangkaian.

 
close